Mensesneg Pratikno Hadiri Kick Off Ekosistem Keuangan Inklusif di Desa Dolokgede, Bojonegoro
Sabtu, 03 Agustus 2024 22:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Republik Indonesia, Pratikno, hadiri peluncuran atau Kick off Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Wilayah Perdesaan, di Gedung Olahraga (GOR) Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro. Sabtu malam (03/08/2024).
Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, yang merupakan kampung halaman Mensesneg Pratikno, menjadi satu dari 44 desa prototype kegiatan Kick Off Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di wilayah perdesaan secara nasional.
Peluncuran tersebut ditandai dengan pemukulan kentongan bersama oleh Menteri Sekretaris Negara RI Pratikno, Ketua Dewan OJK Mahendra Siregar, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Friderica Widyasari Dewi, dan Penjabat Bupati Bojonegoro Adriyanto.
Ekosistem Keuangan Inklusif di Wilayah Perdesaan, merupakan inisiatif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berkolaborasi dengan Lembaga Jasa Keuangan, Pemerintah Daerah, Kementerian atau Lembaga melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dalam rangka mendorong literasi dan inklusi keuangan di wilayah perdesaan.
Mensesneg Pratikno, saat hadiri Kick off Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Wilayah Perdesaan, di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro. Sabtu (03/08/2024). (Aset: Istimewa)
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi dalam sambutannya mengatakan, bahwa OJK mempunyai fungsi mengatur, melindungi, dan melayani konsumen dan masyarakat.
Menurutnya, salah satu yang diharapkan dalam undang-undang OJK adalah memberikan literasi, edukasi, dan inklusi kepada masyarakat sebagai bentuk perlindungan kepada konsumen atau masyarakat.
“Kami menginisisasi yang disebut dengan Ekosistem Keuangan Inklusif di Perdesaan dengan progam "Desaku Cepat Keuangan". Bagaimana kita bisa menghubungkan sumber-sumber keuangan ekonomi baru di wilayah Indonesia, terutama di wilayah perdesaan.” tutur Friderica Widyasari Dewi.
Frederica menyebutkan bahwa ada 74 ribu lebih perdesaan Indonesia yang harus terus dibantu.
Pada kesempatan tersebut Frederica mengajak kepada rekan-rekan pelaku jasa keuangan untuk memberikan akses kepada masyarakat mengenai apa saja yang menjadi potensi-potensi serta untuk bisa memberikan manfaat dan membantu warga Desa Dolokgede, Bojonegoro.
“Selanjutnya dalam Ekosistem Keuangan Inklusif ini ada tiga tahap yang akan kita lakukan, yaitu pra inkubasi, inkubasi, dan pasca inkubasi,” kata tutur Friderica Widyasari Dewi.
Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro Adriyanto menuturkan, selain kaya akan migas, Kabupaten Bojonegoro juga kaya akan potensi wisata, terutama di wilayah-wilayah hutan, tentu ini butuh dukungan di bidang infrastruktur, juga untuk pengembangan usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM).
“Kami berharap kepada para pelaku keuangan bisa bersinergi mendukung pembangunan infra pariwisata plus guna mendukung UMKM di wilayah tujuan wisata.” tutur Pj Bupati.
Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto juga menyampaikan bahwa di dalam membangun Bojonegoro tidak terlepas dari sektor keuangan, sehingga sektor keuangan ini menjadi bagian dari kebijakan kita semua bersama Pemerintah Kabupaten, sehingga perlu kita perkuat sistem keuangan itu sendiri.
“Kami menyampaikan apresiasi terpilihnya Desa Dolokgede menjadi salah satu program kegiatan EKI dengan semua potensi yang ada di Bojonegoro. Sangat luar biasa, dan masih banyak sekali. Memang masih butuh sentuhan dari para pengambil keputusan dan pemilik entitas untuk mendorong ekonomi yang ada di sini.” tutur Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto. (red/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo