News Ticker
  • Satu-satunya di Indonesia, Bojonegoro Angkat Tema ‘Petroleum System Paling Dangkal’
  • Komite Nasional Geopark Indonesia Verifikasi Sejumlah Geosite di Bojonegoro
  • Tabrakan Motor vs Hilux Pikap di Gayam, Bojonegoro, Satu Orang Meninggal Satu Orang Luka-Luka
  • Sungai Soko Meluap Dihantam Hujan Deras, Jalan dan TPT Jembatan Rusak
  • Pemkab Bojonegoro Raih Penghargaan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Nasional
  • Demo Buruh Rokok Tolak Perda KTR di Bojonegoro, Desak Revisi Draf yang Tidak Pro-Buruh
  • Cerdas di SPBU, Begini Cara Aman Isi BBM agar Tak Dirugikan
  • Harga Cabai dan Ayam Kampung Melonjak di Bojonegoro
  • Tabrakan Motor vs Pikap di Bojonegoro Kota, Seorang Pemotor Meninggal Dunia
  • Bupati Bojonegoro Dorong Inovasi Pengelolaan Limbah Pangan Jadi Jalan Baru Tingkatkan Ekonomi Lokal dan UMKM
  • Ekonomi Jatim Tumbuh 1,70% di Triwulan III 2025, Cerminan Ketangguhan dan Semangat Gotong Royong
  • Wabup Bojonegoro Tekankan Kemandirian Warga Hadapi Bencana
  • Badko HMI Jatim Ajak Masyarakat Sadar Kualitas BBM Pertamina
  • Bekerja di Ruangan AC Bisa Membuat Tubuh Kehabisan Cairan dan Mineral
  • Ratusan Hektar Tembakau di Bojonegoro Terendam Banjir, Petani Merugi
  • Cantika Wahono Promosikan Kekayaan Wastra Bojonegoro di Festival Mbois 10 Malang
  • Santri Bojonegoro Adu Kreativitas dalam Lomba Ngliwet PCNU
  • Lebih dari Sekadar Trofi, BPL Hadir Perkuat Fondasi Ekosistem Sepak Bola Bojonegoro
  • Di Ajang JPRA 2025, Website Pemkab Bojonegoro Raih Penghargaan Terbaik Ketiga
  • SPBU Pertamina Jadi 'Hotel Merah Putih,' Favorit Pengendara Melepas Lelah
  • Komisi C DPRD Bojonegoro Pertanyakan Kesiapan Operasional RSUD Temayang
  • Diduga Serangan Jantung, Petani di Kedungadem, Bojonegoro Ditemukan Meninggal di Sawah
  • Distribusi Air Minum Alami Gangguan, Tirta Buana Kerahkan Tangki Bantuan
  • Calon Jemaah Haji Harap Bersiap, Ini Jadwal Lengkap Rencana Perjalanan Ibadah Haji 2026
Wisata Petik Melon di Agrowisata Girli Farm Blora, Tak Sampai 5 Hari Sudah Ludes Terjual

Wisata Petik Melon di Agrowisata Girli Farm Blora, Tak Sampai 5 Hari Sudah Ludes Terjual

Blora - Perkebunan modern tanaman melon berkonsep greenhouse di Agrowisata Girli Farm yang terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora kini telah memasuki masa panen.
 
 
Di kebun yang berjarak 10 kilometer dari Ibukota Kecamatan Japah tersebut, para pengunjung bisa memilih dan memetik sendiri buah melon yang akan dibeli. Ada berbagai varian melon yang seperti melon kirani, kinanthi, maupun adinda, yang memiliki rasa nikmat dan ciri tersendiri.
 
Setiap masa panen, pihak Agrowisata Girli Farm selalu menginformasikan melalui media sosial sehingga hasil panen bisa ludes terjual dalam waktu yang sangat singkat.
 
 

Sejumlah pengunjung saat kunjungi Agrowisata Girli Farm yang terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Selasa (18/06/2024). (Aset: Istimewa)

 
Bupati Blora H Arief Rohman, bersama dengan Kepala Dinas Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora dan Kepala Bappeda, nampak mengunjungi greenhouse petik buah melon di Agrowisata Girli Farm. Selasa (18/06/2024).
 
Bupati didampingi pemilik Agrowisata Girli Farm, Adi Latif Mashudi bahkan berkeliling meninjau kebun greenhouse dan memetik sejumlah buah melon yang sudah siap dipanen. Bupati juga nampak antusias mencicipi buah melon tersebut.
 
"Buahnya sudah kita coba, memang recomended untuk masyarakat Blora. Melon ini hari terakhir untuk dipanen. Beberapa waktu lalu sempat viral. Dalam waktu 3 hari ini panen langsung habis. Jadi untuk yang mau petik melon di Sumberejo harus bersabar nunggu sampai awal Agustus 2024 mendatang atau 50 hari lagi ya," tutur Bupati seusai mencicipi buah melon tersebut.
 
 
Menurutnya, setiap masa panen, pihak Agrowisata Girli Farm selalu menginformasikan melalui media sosial sehingga buah melon bisa ludes terjual dalam waktu yang singkat.
 
"Setelah diumumkan biasanya langsung banyak yang datang," kata Bupati.
 
Bupati ingin agar langkah inovatif berkebun dengan konsep greenhouse ini bisa diterapkan di sejumlah kecamatan lain yang ada di Blora.
 
"Semoga ini menjadi inspirasi ya Mas Adi.” ucap Bupati.
 
 
Bupati juga menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu pihaknya juga telah membentuk komunitas petani milenial dan ketua yang terpilih adalah Adi Latif Mashudi.
 
Idenya adalah bagaimana komunitas dibikin klaster-klaster yang nantinya tidak hanya di sini saja dan bisa dikembangkan ke kecamatan lainnya.
 
"Kalau perlu kita buka para anak muda yang berminat untuk bergabung dengan komunitas petani milenial untuk kita latih. Selain buah nanti bisa juga padi organik, peternakan, dan yang lainnya," kata Bupati
 
Tak hanya itu, Bupati berharap agar inovasi dari Agrowisata Girli Farm tersebut bisa menginsipirasi anak-anak muda Blora, bahwa beternak dan bertani kalau dikelola secara profesional ternyata keren dan menghasilkan.
 
"Kita juga akan minta bantuan dari sektor permodalan perbankan, baik dari BI maupun bank bank daerah untuk mendukung program pertanian milenial," kata Bupati Arief Rohman.
 
 
 

Bupati Blora Arief Rohman, saat kunjungi Agrowisata Girli Farm yang terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Selasa (18/06/2024). (Aset: Istimewa)

 
Sementara itu, Adi Latif Mashudi menceritakan bahwa berdasarkan data yang ada, petani milenial setiap tahun mengalami penurunan. Karena faktornya adalah persoalan fungsi lahan dan petani itu dianggap kuno.
 
"Di sini Bapak Bupati bisa menyaksikan bagaimana kami bertani dengan sistem yang lebih modern dan pakaian saya bisa dikatakan cukup rapi. Bisa dibilang sedikit lebih keren," ucap Adi Latif Mashudi.
 
Adi menjelaskan penjualan terjauh yang telah dilakukan pernah kirim ke Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Bahkan menurutnya hari ini harus kirim ke Bogor dan Jakarta. Namun karena banyaknya pengunjung yang datang, stoknya sudah habis.
 
"Permintaan banyak, dari Bali juga minta, tapi karena sudah habis kami tidak bisa kirim. Kebanyakan mintanya varietas sweetnet atau kirani atau jenis intanon," kata Adi Latif Mashudi.
 
 
Adi mengungkapkan untuk harga rata-rata di lokal Blora per kilo Rp 30 ribu. “Ada jenis came. Per kilo kita jual 35 ribu rupiah," kata Adi Latif Mashudi.
 
Adi mengungkapkan bahwa saat mendirikan agrowisata tersebut, dirinya merogoh kocek hingga Rp 700 juta lebih. Uang tersebut sama sekali bukan pinjaman, melainkan hasil jerih payahnya saat kerja di Korea.
 
"Saya sudah nyelengi modal sejak dulu. Akhirnya saya dirikan ini. Biaya greenhouse dan lainnya lebih dari Rp 700 juta,’’ kata Adi.
 
Kini ia berhasil mendirikan dua bangunan greenhouse. Dengan dua greenhouse tersebut dirinya memulai mengembangkan agrowisatanya yang ia beri nama 'Agrowisata Girli Farm' sebagai petani melon hidroponik.
 
 
Semua ilmu hidroponik pun ia pelajari secara otodidak sambil berkonsultasi dengan dua rekan mantan kerjanya di Korea yang berkarier sebagai petani. Ia akui, keputusannya menjadi seorang petani hidroponik itu semakin membuat dirinya maju.
 
Ia menyebut, setidaknya selama masa tanam, kebunnya mampu menampung 2.400 pohon melon dari seluruh greenhouse miliknya.
 
"Jadi masa tanamnya itu sebulan sekali. Dan panennya satu bulan hingga dua bulan sekali,’’ kata Adi.
 
Ia berharap, dengan caranya ini bisa menjadi pemantik pertanian di desanya. Terlebih letak desanya jauh dari pusat kota dan akses jalan masih sangat terbatas.
 
"Harapannya bisa menggenjot perekonomian sekitar. Bisa memberdayakan SDM di sini. Sementara masih ada beberapa warga saya ajak kerja di Girli farm.” kata Adi.
 
Dirinya berharap ke depannya bisa lebih besar dan nantinya pemuda dan masyarakat di sini bisa merasakan dampak postifinya dari agrowisata ini.
 
"Untuk para teman teman kita sesama pemuda jangan pernah malu bertani, karena kita hidup dan bertahan karena jasa-jasa dari para petani," kata Adi.
 
 
Salah satu pengunjung yang berasal dari Blora, Ira Widowati mengaku mengetahui lokasi ini setelah mengikuti perkembangan di Instagram dan saat musim panen ini baru datang bersama keluarga.
 
"Ini baru pertama kali saya ke sini. Baru nyoba, dan memang rasanya manis, apalagi buah yang baru diambil itu lebih manis lagi. Saya lebih suka jenis kirani. Yang putih, dalamnya Oranye, yang hijau itu manis lembut. Harganya sesuai dengan rasa. Sangat terjangkau," kata Ira Widowati. (teg/imm)
 
 
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Berita Terkait

Videotorial

Penyemayaman Api Abadi Hari Jadi Bojonegoro Ke-348 di Pendopo Malowopati

Berita Video

Penyemayaman Api Abadi Hari Jadi Bojonegoro Ke-348 di Pendopo Malowopati

Bojonegoro - Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, didampingi Wakil Bupati Nurul Azizah dan Ketua DPRD Abdulloh Umar, bersama jajaran Forkopimda Bojonegoro ...

Opini

Ibu yang Bahagia Lahirkan Anak yang Sehat

Ibu yang Bahagia Lahirkan Anak yang Sehat

Oleh dr. George David BANYAK mitos seputar kehamilan yang masih dipercaya masyarakat hingga saat ini. Di antaranya larangan bagi ibu ...

Infotorial

Cara Petani di Jalur Pipa Minyak Kembangkan Pertanian Berkelanjutan

Cara Petani di Jalur Pipa Minyak Kembangkan Pertanian Berkelanjutan

"ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama petani di jalur pipa Lapangan Banyu Urip, terus mengembangkan pertanian berkelanjutan dan aman. Hasil panen ...

Wisata

Berikut ini Rangkaian Acara Peringatan Hari Jadi Bojonegoro Ke-348 Tahun 2025

Hari Jadi Bojonegoro Ke-348

Berikut ini Rangkaian Acara Peringatan Hari Jadi Bojonegoro Ke-348 Tahun 2025

Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, telah mengagendakan sejumlah acara untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro (HJB) ke-348 yang jatuh ...

1763130809.7428 at start, 1763130810.2582 at end, 0.51541876792908 sec elapsed