News Ticker
  • Petani Bojonegoro Panen Raya, Harapan Baru Redam Tikus dan Hemat Biaya
  • Sejumlah Grup Facebook dengan Pengikut Puluhan hingga Ratusan Ribu di Bojonegoro Mendadak Hilang
  • Diduga Hipertensi Kambuh, Warga Sugihwaras, Bojonegoro Meninggal saat Mancing di Embung
  • Diduga Akibat Lilin, Toko Kelontong Milik Warga Kapas, Bojonegoro Terbakar
  • Indonesia Genjot Inisiatif Rendah Karbon, Hingga Akhir 2025 Targetkan Tanam 2,5 Juta Pohon
  • Demo ODOL, Ratusan Truk Penuhi Lapangan Kridosono Blora
  • Mendulang Emas di Sungai Bengawan Solo, Warga Malo, Bojonegoro Ditemukan Meninggal Tenggelam
  • 2 Korban Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Gayam, Bojonegoro, Keduanya Telah Ditemukan
  • Sebuah Warung Makan di Balen, Bojonegoro Terbakar, Kerugian Capai Rp 100 Juta
  • Satu Korban Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro Belum Ditemukan, Pencarian Sementara Dihentikan
  • 2 Anak Kembar di Bojonegoro Tenggelam di Sungai Bengawan Solo, Seorang Ditemukan Meninggal
  • EMCL Bersama PIB Bojonegoro, Hadirkan Ragam Kreativitas di Bojonegoro Wastra Batik Festival 2025
  • Bojonegoro Bakal Gelar Festival Geopark 2025
  • Rumah Warga Sukosewu, Bojonegoro Terbakar, Kerugian Capai Rp 400 Juta
  • Tabrakan Motor dengan Mobil di Jalan JA Suprapto Bojonegoro, 2 Pemotor Meninggal di TKP
  • Pemerintah Desa Mulyoagung, Bojonegoro Kota, Lantik Kasi Pemerintahan dan Kasi Pelayanan
  • Menjaga Cahaya dari Desa Jelu, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro
  • Hadiri ‘Purnama Sastra’ Bojonegoro Edisi Ke-70, Bunda Cantika Baca Puisi ‘Cinta Tanah Kelahiran’
  • Ronggolawe Otocontest Digelar di GOR Mustika Blora, Ratusan Motor Modifikasi Unjuk Gigi
  • EMCL dan Fatayat NU Bojonegoro Gelar Pelatihan Program Peningkatan Akses Air Bersih
  • Viral! Seorang Laki Laki di Kepohbaru, Bojonegoro Rusak Mobil Istrinya di Jalan
  • Pemkab Bojonegoro Hentikan Sementara Operasional PT Sata Tec Indonesia
  • Fokus Penguatan SDM dan Pengembangan Daerah, Pemkab Blora Jalin Kerja Sama dengan IPDN
  • Bangga Beternak Ayam Petelur, Cara Bojonegoro Bergerak Makmur
Petani Bojonegoro Panen Raya, Harapan Baru Redam Tikus dan Hemat Biaya

Petani Bojonegoro Panen Raya, Harapan Baru Redam Tikus dan Hemat Biaya

Bojonegoro - Musim panen kali ini membawa angin segar bagi petani di sekitar jalur pipa minyak Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris, Bojonegoro, Jawa Timur. Selasa (24/06/2025).
 
Mereka tak hanya memanen padi varietas Ciherang yang dikenal tahan hama dan produktif, tetapi juga harapan akan pertanian yang lebih subur, hemat biaya, dan terbebas dari serangan hama tikus.
 
Melalui Program Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat (PPM) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), yang bermitra dengan LSM INSPEKTRA, para petani kini memiliki senjata baru, yaitu rumah burung hantu (Rubuha) dan pengetahuan bertani yang berkelanjutan.
 
 
Kegiatan panen raya yang digelar di Gedung Olahraga Dusun Sidokumpul, Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, menjadi penanda keberhasilan program ini.
 
Ratusan petani, perwakilan pemerintah daerah, dan pihak penyelenggara tumpah-ruah merayakan hasil jerih-payah mereka. Bukan sekadar panen biasa, acara ini juga menjadi ajang penyerahan bantuan Rubuha, sebuah solusi alami yang diharapkan mampu menekan populasi tikus yang selama ini menjadi momok bagi petani padi di wilayah tersebut.
 
Pertanian berkelanjutan merupakan praktik bertani yang menjaga kesuburan tanah dan lingkungan untuk jangka panjang. Tujuannya adalah meningkatkan hasil panen tanpa merusak alam, memastikan sumber daya tersedia untuk generasi mendatang.
 
Hal ini berbeda dengan praktik pertanian konvensional yang mungkin lebih banyak mengandalkan bahan kimia dan dapat mengurangi kesuburan tanah seiring waktu.
 
 

Kegiatan panen raya petani di sekitar jalur pipa minyak Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris di Kabupaten Bojonegoro. Selasa (24/06/2025) (Aset: Istimewa)

 
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, Zainal Fanani, dalam sambutannya menyoroti pentingnya adopsi sistem pertanian berkelanjutan.
 
"Bojonegoro masih kalah dari Ngawi. Meskipun luas lahan pertanian Ngawi lebih sedikit, produktivitasnya justru lebih tinggi dari Bojonegoro,” ujarnya.
 
Perbandingan ini menjadi motivasi bagi petani Bojonegoro untuk berbenah dan mengoptimalkan lahan mereka.
 
Zainal menyampaikan terima kasih kepada EMCL atas dukungan program pertanian ini, khususnya bantuan Rubuha. Ia berharap, keberadaan Rubuha akan menjadi jawaban atas masalah hama tikus yang selama ini terus menghantui petani. Seekor burung hantu dewasa, kata Zainal, bisa memangsa hingga lima ekor tikus setiap malam dan menjaga lahan seluas 10 hingga 12 hektare. Ini adalah langkah menjanjikan dalam mengurangi penggunaan pestisida kimia.
 
 
Di sisi lain, perwakilan EMCL, Slamet Rijadi, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya untuk mendukung keamanan jalur pipa migas, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
 
Ini menunjukkan komitmen EMCL terhadap lingkungan dan masyarakat.
 
"Kami memadukan edukasi keselamatan pipa dengan pemberdayaan petani, mulai dari pelatihan pembuatan pupuk organik hingga pemasangan rumah burung hantu sebagai solusi ekologis pengendalian hama tikus," tutur Slamet.
 
 

Kegiatan panen raya petani di sekitar jalur pipa minyak Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris di Kabupaten Bojonegoro. Selasa (24/06/2025) (Aset: Istimewa)

 
Handoko dari INSPEKTRA, mitra pelaksana program, membeberkan hasil pendampingan yang menggembirakan. Di lahan demplot seluas satu hektare yang ditanami padi varietas Inpari-32, petani berhasil menekan biaya produksi hingga 21 persen dan meningkatkan hasil panen sebesar 8 persen.
 
Sementara di lahan petani lainnya, penurunan biaya produksi mencapai 17 persen dengan peningkatan hasil panen enam persen. Angka-angka ini membuktikan efektivitas praktik pertanian berkelanjutan yang diterapkan, seperti penggunaan pupuk organik dan teknik tanam yang efisien.
 
Salah satu petani penerima manfaat, H Sahat dari Dusun Sidokumpul, Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, merasakan langsung dampaknya.
 
"Dulu, tikus itu musuh bebuyutan kami. Hasil panen bisa berkurang drastis," ujarnya.
 
Menurut dia, dengan Rubuha dan panduan bertani organik, tikus berkurang banyak. Tanah juga terasa lebih subur, dan kami tidak terlalu bergantung pada pupuk kimia yang mahal.
 
 
 
Momentum panen raya ini semakin spesial dengan penyerahan 40 unit Rubuha secara simbolis dari EMCL kepada petani sekitar jalur pipa. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro menerima bantuan ini mewakili para petani.
 
Harapan besar tersemat pada Rubuha ini, mengingat burung hantu cukup ampuh sebagai predator alami tikus, mengurangi ketergantungan petani pada pestisida kimia yang kurang ramah lingkungan dan lebih mahal.
 
Setelah seremoni penyerahan Rubuha, suasana nampak guyub saat para petani bersama perwakilan EMCL, SKK Migas, dan pemerintah daerah turun langsung ke lahan demplot untuk panen bersama.
 
Senyum sumringah terpancar dari wajah-wajah mereka, mencerminkan optimisme baru terhadap masa depan pertanian Bojonegoro. Praktik pertanian berkelanjutan dan aman, yang selama ini didengungkan, kini mulai menampakkan hasil nyata di sawah-sawah mereka.
 
 
Kegiatan ditutup dengan ramah-tamah dan dialog interaktif antar petani. Ruang diskusi ini membuka lebar kesempatan bagi kolaborasi lintas pihak, tidak hanya antara petani dan EMCL, tetapi juga dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya.
 
Semua pihak sepakat bahwa masa depan pertanian Bojonegoro harus lebih berkelanjutan, aman, dan pada akhirnya, membawa kesejahteraan bagi seluruh petani. (ads/red/imm)
 
 
Penulis: Tim Redaksi
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Berita Terkait

Videotorial

Jelang Pilkada 2024, Kapolres Bojonegoro Ajak Masyarakat Jaga Kamtibmas agar Tetap Kondusif

Berita Video

Jelang Pilkada 2024, Kapolres Bojonegoro Ajak Masyarakat Jaga Kamtibmas agar Tetap Kondusif

Dalam rangka Pilkada Serentak tahun 2024, Kapolres Bojonegoro AKBP Mario Prahatinto, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga situasi keamanan ...

Opini

Bulan Muharam, Sejarah Awal Tahun Baru Islam

Bulan Muharam, Sejarah Awal Tahun Baru Islam

Tanggal 07 Juli 2024, merupakan hari yang cukup istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, karena hari itu bertepatan dengan ...

Infotorial

Menjaga Cahaya dari Desa Jelu, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro

Menjaga Cahaya dari Desa Jelu, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro

Bojonegoro - Di Desa Jelu, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pendidikan tak hanya hidup di ruang kelas formal. Ia ...

Wisata

Bojonegoro Bakal Gelar Festival Geopark 2025

Bojonegoro Bakal Gelar Festival Geopark 2025

Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bakal menggelar Festival Geopark 2025. Festival Geopark 2025 ...

1750846514.51 at start, 1750846515.0874 at end, 0.57739186286926 sec elapsed