Menteri Basuki dan Pratikno Tinjau Lokasi Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko
Kamis, 19 Oktober 2023 14:00 WIBOleh Priyo, S Pd
Bojonegoro - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, bersama dengan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI, Prof. Dr. Pratikno meninjau lokasi Bendung Gerak Karangnongko yang terletak di Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada Kamis (19/10/2023).
Kedatangan dua menteri ini juga dihadiri oleh Bupati Blora, Arief Rohman, bersama Forkompimda, Pejabat (Pj) Bupati Bojonegoro, Adriyanto, bersama Forkompimda, dan sejumlah Kepala desa di masing-masing wilayah.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus memperluas jumlah bendungan di seluruh Indonesia.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat meninjau lokasi Bendung Gerak Karangnongko mengatakan bahwa rencana pembangunan ini sudah lama direncanakan.
"Ini sudah lama (Bendung Gerak Karangnongko, red), bisa dilihat sekarang bahwa sekitarnya sangat kering dan tidak ada alternatif lain selain memastikan pasokan air, salah satunya adalah dengan pembangunan Bendung Gerak ini," ucap Menteri PUPR.
Menurut Menteri Basuki, Bendung Karangnongko merupakan bendungan tipe long storage yang menggunakan teknologi bendung gerak di Sungai Bengawan Solo sepanjang 24 kilometer, sehingga nantinya dapat menampung air dengan kapasitas 59 juta m3.
"Kita terlebih dahulu membangun di daerah yang tidak berpenghuni di Sungai Bengawan Solo, sehingga tidak berdampak pada masyarakat. Setelah selesai, kita akan membangun cofferdam untuk mengalirkan air, lalu kita bangun bendungan utamanya," kata Menteri Basuki.
Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 21 Tahun 2022, yaitu Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Secara teknis, Bendung ini memiliki luas genangan 1.027 hektare untuk mengairi daerah irigasi seluas 6.950 hektare di Kabupaten Blora, Bojonegoro, dan sekitarnya.
Suplai air irigasi dari Bendungan Karangnongko akan didistribusikan melalui Daerah Irigasi (DI) Karangnongko Kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.746 hektare dan DI Karangnongko Kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 hektare.
"Ini adalah pengecualian, izin khusus yang diberikan langsung oleh Presiden untuk membangun Karangnongko. Sedangkan untuk proyek lainnya tidak ada penambahan baru. Semua kami lakukan dengan niat baik. Saya yakin pembangunan Bendungan Karangnongko akan berjalan lancar, seperti halnya dengan 61 bendungan lainnya yang telah kami bangun," kata Menteri Basuki.
Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, menyatakan bahwa pembangunan Bendung Gerak Karangnongko diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian di Blora dan Bojonegoro melalui sektor pertanian. Di sekitar bendungan rencananya akan dikembangkan sektor agrobisnis yang produktif dan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat setempat.
"Inti dari kemakmuran adalah air dan konektivitas. Jadi konsep kami, ada air, ada konektivitas, dan ada industri yang mengambil produk dari para petani, itulah yang kami harapkan akan meningkatkan kemakmuran di sini," kata Pratikno.
Pejabat (Pj) Bupati Bojonegoro, Adriyanto, mengucapkan terima kasih atas pembangunan ini yang berada di wilayah Bojonegoro dan Blora.
"Mewakili masyarakat Bojonegoro, kami mengucapkan terima kasih dan berharap bahwa pembangunan ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat serta memperkuat ekonomi di kedua wilayah," harapnya.
Sementara Bupati Blora, H. Arief Rohman, mengucapkan terima kasih atas pembangunan Bendung Gerak Karangnongko ini. Kedepannya, diharapkan dapat mencegah masalah kekeringan di wilayah Blora Selatan, mendukung sektor irigasi pertanian, pemenuhan kebutuhan air bersih, dan mempromosikan pariwisata. Selain gerbang Bendungan dari Bojonegoro, juga akan dibangun gerbang bendungan dari sisi Kabupaten Blora.
"Pembangunan akan dimulai dari wilayah Bojonegoro terlebih dahulu karena di sebelah timur Sungai Bengawan Solo, mayoritas lahan berupa hutan dan lahan kosong yang sudah siap. Sementara wilayah Blora, di sebelah barat Bengawan Solo, kita masih menunggu relokasi pemukiman warga yang akan kami konsultasikan dengan Kementerian terkait," tambah Bupati.
Percepatan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko dilakukan untuk meningkatkan kapasitas penampungan air guna mendukung program ketahanan pangan dan air, terutama di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Adanya suplai air dari bendungan ini diharapkan akan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.
Sedangkan debit airnya adalah sebesar 2,85 m3/detik di sebelah kiri dan 7,90 m3/detik di sebelah kanan. Suplai air irigasi Bendungan Karangnongko diharapkan juga mampu sampai ke kawasan Solo Valley Werken (62.000 hektare). Selain itu, keberadaan Bendungan Karangnongko nantinya juga membawahi tiga bendung gerak lain yang meliputi Bendung Gerak Bojonegoro, Bendung Gerak Babat dan Bendung Gerak Sembayat. (teg/toh)
Reporter: Priyo, S Pd
Editor: Mohamad Tohir