News Ticker
  • Seorang Perempuan Warga Dander, Bojonegoro Ditemukan Meninggal Tercebur di Dalam Sumur
  • Jembatan Alternatif Temuwoh Blora Ditutup Sementara Akibat Tergerus Arus
  • Konser Dewa 19 Bakal Digelar di Bojonegoro, Polisi Siap Beri Pengamanan
  • Tinggal Sendirian, Warga Sukorejo, Bojonegoro Kota Ditemukan Meninggal di Kamar Mandi
  • Petani di Gayam, Bojonegoro Ditemukan Meninggal Tersengat Listrik Jebakan Tikus di Sawah
  • Flaring di Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru di Bojonegoro Terpantau Membesar
  • EMCL Serahkan Bantuan Infrastruktur pada 7 Desa di Kabupaten Bojonegoro dan Blora
  • Pelajar yang Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Margomulyo, Bojonegoro, Ditemukan Meninggal
  • Seorang Pelajar Dilaporkan Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Margomulyo, Bojonegoro
  • Pemkab Bojonegoro Tekankan Penerima BKK Desa Tahun 2025 agar Bekerja Sesuai Aturan
  • Diduga Terpeleset dan Jatuh di Selokan, Warga Sukosewu, Bojonegoro Ditemukan Meninggal
  • Motor Tabrak Isuzu Elf di Sroyo, Bojonegoro, Pelajar Pengendara Motor Meninggal Dunia
  • Jatuh dan Tertabrak Truk, Pemotor di Kapas, Bojonegoro Dilarikan ke Rumah Sakit
  • Gudang Pengeringan Tembakau di Sukosewu, Bojonegoro Terbakar, Kerugian Capai Rp 100 Juta
  • Sembahyang Rebutan Umat Tri Dharma Bojonegoro Diserbu Ratusan Warga
  • Diduga Akibat Korsleting Listrik, Rumah Warga Sumberrejo, Bojonegoro Ludes Terbakar
  • Dishub Bareng Wabup Bojonegoro Pasang Banner Parkir Gratis di Jalan Protokol
  • Hingga Agustus 2025, Pemkab Bojonegoro Terima Penyaluran DBH Sebesar Rp 1,97 Triliun
  • Sepanjang Hari Ini, 4 Kebakaran Terjadi di Wilayah Kabupaten Bojonegoro
  • Tabrak Pagar Pembatas Jembatan, Pengemudi Panther di Kapas, Bojonegoro Meninggal Dunia
  • Meski Dana Bantuan dari Pemerintah Belum Cair, KDMP Padangan, Bojonegoro Mulai Beroperasi
  • KAI Buka Lowongan Kerja untuk Talenta Muda, Tegaskan Proses Transparan dan Gratis
  • Permintaan Produksi Turun, Ratusan Buruh Pabrik Rokok MPS Padangan, Bojonegoro di PHK
  • Peserta Gerak Jalan Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Kanor, Bojonegoro Meninggal Dunia
‘Instalasi Pemanen Air Hujan’ Mulai Dikembangkan di Sejumlah Desa di Bojonegoro

‘Instalasi Pemanen Air Hujan’ Mulai Dikembangkan di Sejumlah Desa di Bojonegoro

Bojonegoro - Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) mulai dibangun di sejumlah desa di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
 
Instalasi Pemanen Air Hujan ini merupakan implementasi dari “Gerakan Panen Air Hujan” yang merupakan salah satu program dari Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro terpilih, Setyo Wahono-Nurul Azizah dalam mengatasi kesulitan air bersih warga di sejumlah desa di Kabupaten Bojonegoro.
 
 
Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) ini dikembangkan oleh Ademos (Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial) bekerja sama dengan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
 
Dalam tahap awal ini, setidaknya telah ada 30 unit Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) yang telah dibangun di sejumlah desa yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.
 
Dengan program ini diharapkan mampu menjadi solusi sumber air bersih yang sehat dan berkelanjutan, bagi bagi sejumlah desa di Kabupaten Bojonegoro yang setiap tahun mengalami kesulitan air bersih.
 
Untuk melihat bagaimana bentuk dan cara kerja Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) tersebut, sejumlah awak media di Bojonegoro pada Minggu (02/02/2025) berkesempatan berkunjung langsung ke salah satu instalasi yang telah dibangun di Dusun Kramanan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro.
 
 

Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) yang telah dibangun di Dusun Kramanan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro. Minggu (02/02/2025) (Aset: Istimewa)

 
Perwakilan Ademos Indonesia, Zaenal Arif, menjelaskan bahwa saat ini ada 30 unit IPAH yang telah dibangun di Kabupaten Bojonegoro, yang tersebar di lima kecamatan yaitu Kecamatan Tambakrejo, Ngraho, Purwosari, Ngasem, dan Kecamatan Baureno.
 
“Saat ini sudah dibangun 30 titik masing-masing kapasitas 1.000 liter,” tutur Zaenal Arif. Minggu (02/02/2025).
 
Menurutnya, kapasitas 1.000 liter tersebut untuk satu kepala keluarga (KK). Nantinya, dalam pengembangan akan dibangun instalasi dengan kapasitas atau volume yang lebih besar, sehingga bisa dimanfaatkan oleh beberapa kepala keluarga (KK)
 
“Nanti dalam pengembangan bisa digunakan untuk beberapa KK dengan menambah volume tandonnya,” tuturnya.
 
Selain itu, nantinya limpahan air hujan dari instalasi tersebut akan disuntikkan (injek) ke dalam tanah, sehingga air hujan bisa teresap ke dalam tanah atau tidak terbuang atau langsung mengalir ke parit atau sungai. Dengan konsep tersebut diharapkan akan menambah volume air di permukaan tanah.
 
“Kita ada beberapa titik yang sudah di-inject ke dalam tanah,” tutur Zaenal Arif.
 
 
 
Salah satu warga Dusun Kramanan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, Edi Hariyanto (40), selaku penerima manfaat mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) di rumahnya.
 
Edi Hariyanto mengaku selama ini dirinya bersama warga di Dusun Kramanan mendapatkan air bersih dari sumur (sendang) yang ada di dusunnya.
 
“Kita ngangsu (menimba) air dari sendang. Kalau musim hujan gini tidak antre karena sumbernya lancar, tapi kalau musim kemarau antre karena sumbernya kecil. Kadang juga mendapatkan bantuan dropping air bersih dari pemerintah atau donatur. Alhamdulillah dengan adanya ini (IPAH) sekarang tidak ngangsu lagi,” tutur Edi Hariyanto.
 
Edi menambahkan bahwa air dari hasil IPAH ini hampir tidak ada bedanya dengan air dari sendang (sumur). Bahkan menurutnya air dari IPAH ini lebih cepat mendidih jika direbus. Hal ini kemungkinan karena kadar kapur dalam air lebih rendah jika dibanding air dari sumur.
 
“Lebih “enteng”. Kalau direbus lebih cepat mendidih.” kata Edi Hariyanto.
 
 
 
 
 
Sekadar diketahui, kesulitan air bersih sudah menjadi isu serius di Kabupaten Bojonegoro selama lebih dari satu dasawarsa ini.
 
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa pada September 2024, ada 92 desa di 23 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro mengalami kekeringan parah. Lebih dari 41.000 jiwa kesulitan mendapatkan air bersih.
 
Situasi ini diperparah dengan fakta bahwa cadangan air tanah kita turun hingga 40 persen dibanding tahun sebelumnya. Saat musim hujan tiba, masalah lain muncul, yaitu banjir yang merusak infrastruktur dan menghambat aktivitas masyarakat.
 
Guna mengatasi masalah tersebut, Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro terpilih, Setyo Wahono-Nurul Azizah berusaha untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya melalui Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) ini. (red/imm)
 
 
Penulis: Tim Redaksi
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Berita Terkait

Videotorial

Inilah Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau

Berita Video

Inilah Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau

Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, pada tahun 2025 ini dialokasikan bakal menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH ...

Opini

Bulan Muharam, Sejarah Awal Tahun Baru Islam

Bulan Muharam, Sejarah Awal Tahun Baru Islam

Tanggal 07 Juli 2024, merupakan hari yang cukup istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, karena hari itu bertepatan dengan ...

Infotorial

Busambo: Ketika Industri Migas Menjadi Penjaga Budaya di Tengah Gelombang Digital

Busambo: Ketika Industri Migas Menjadi Penjaga Budaya di Tengah Gelombang Digital

Bojonegoro Suara gemerincing gamelan dan hentakan kendang mengalun dari sebuah sanggar di Desa Kaliombo, Kecamatan Purwosari, Bojonegoro, Jawa Timur. Di ...

Wisata

Bojonegoro Bakal Gelar Festival Geopark 2025

Bojonegoro Bakal Gelar Festival Geopark 2025

Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bakal menggelar Festival Geopark 2025. Festival Geopark 2025 ...

1758203030.9623 at start, 1758203031.5908 at end, 0.62847900390625 sec elapsed