News Ticker
  • Seorang Remaja di Bojonegoro Jadi Korban Pembacokan
  • Seorang Remaja di Dander, Bojonegoro, Jadi Korban Pengeroyokan dan Pembacokan
  • Diduga Akibat Tabung Elpiji Bocor, Dapur Rumah Makan Klothok di Padangan, Bojonegoro Terbakar
  • Anggota Komisi III DPR RI Komentari ‘Perseteruan’ Kapolres Bojonegoro dengan Awak Media
  • Sejumlah Awak Media Beri Komentar Kepindahan Kapolres Bojonegoro AKBP Rogib Triyanto
  • Kapolres Bojonegoro AKBP Rogib Triyanto Dimutasi, Digantikan AKBP Mario Prahatinto
  • Viral, Seorang Pencari Ikan Tercebur di Bengawan Solo Bojonegoro
  • Viral, Seorang Pencari Ikan Tercebur di Bendung Gerak, Desa Padang, Trucuk, Bojonegoro
  • 48 Off-Roader Bakal Nikmati Hutan Jati Blora
  • Bupati Arief Apresiasi Kiprah PT PNM Dampingi UMKM di Blora
  • Terlibat Kecelakaan, Kepala Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Bojonegoro Alami Luka-luka
  • Mayat Seorang Kakek di Bojonegoro Ditemukan Membusuk di Rumahnya
  • Mayat Seorang Kakek Warga Ledokwetan, Bojonegoro Ditemukan Membusuk di Rumahnya
  • RS Bhayangkara Blora Ditargetkan Beroperasi Awal Tahun 2024
  • Ribuan Guru Meriahkan Tari Kolosal dan Festival Berkebaya Blora
  • KPU Blora Mulai Terima Logistik Surat Suara
  • Jelang Hari Jadi Blora ke -274, Ribuan Masyarakat Lantunkan Dzikir dan Doa
  • DPUPR Blora Gerak Cepat Tangani Jalan Longsor di Seputaran Jembatan Kalisari, Bupati Langsung di Lapangan
  • Bus SMKN Ngasem, Bojonegoro Kecelakaan di TOL Pasuruan, 2 Meninggal 5 Luka-luka
  • Rombongan Bus SMKN Ngasem, Bojonegoro Alami Kecelakaan di Pasuruan, 2 Meninggal 5 Luka-luka  
  • Video: Sejumlah Desa di Bojonegoro Diterjang Banjir Bandang
  • Progres Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko Masuk Tahap Pembebasan Lahan
  • Sejumlah Desa di 4 Kecamatan di Bojonegoro Dilanda Banjir Bandang
  • Jelang Musim Penghujan, Bupati Blora Minta BPBD Siapkan Posko Aduan Kebencanaan
Rendahnya Minat Siswa Sekolah Dasar Terhadap Kesenian Tradisional

Rendahnya Minat Siswa Sekolah Dasar Terhadap Kesenian Tradisional

KESENIAN tradisional adalah warisan budaya yang tak ternilai harganya, mencerminkan akar budaya suatu bangsa yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
 
Bentuk-bentuk kesenian tradisional seperti tarian, musik, seni rupa, dan pertunjukan teater mengandung makna mendalam dan sejarah panjang yang menceritakan cerita tentang budaya dan identitas suatu masyarakat. Namun, dalam era modern yang didominasi oleh globalisasi dan teknologi, minat siswa terhadap kesenian tradisional cenderung menurun.
 
Mereka lebih terpapar pada hiburan modern seperti musik pop dan film blockbuster. Sementara kesenian tradisional sering dianggap kuno dan tidak relevan dengan gaya hidup mereka.
 
Penting untuk menyadari bahwa melestarikan kesenian tradisional bukan hanya tentang melestarikan warisan budaya, tetapi juga tentang memahami akar-akar budaya kita, memelihara keberagaman, dan mempromosikan rasa kebanggaan akan identitas kita sendiri.
 
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang lebih besar untuk mengembangkan minat siswa terhadap kesenian tradisional dan mengintegrasikannya ke dalam pendidikan agar kita dapat menjaga kekayaan budaya yang telah ada selama berabad-abad.
 
Keberagaman seni di Indonesia cukup luas, dari Sabang sampai Merauke memiliki seni yang berbefa-beda terutama dalam bidang seni tradisional atau kesenian tradisional. Yang mana kesenian tradisional memilki ciri khas atau karakteristik berbeda-beda sesuai dengan daerahnya masing-masing.
 
Latar belakang rendahnya minat siswa terhadap kesenian tradisional tercermin dalam perubahan dinamika budaya dan teknologi yang telah merajalela dalam masyarakat. Era globalisasi dan digitalisasi telah menggeser fokus generasi muda dari kesenian tradisional yang kaya akan nilai budaya dan sejarah.
 
Siswa-siswa modern tumbuh dalam lingkungan yang didominasi oleh media digital, hiburan global, dan teknologi canggih, yang membuat kesenian tradisional terasa jauh lebih kurang menarik dan kurang relevan.
 
Selain itu, kurikulum pendidikan yang seringkali terfokus pada mata pelajaran akademis seperti matematika dan sains, dapat mengabaikan pentingnya pendidikan seni tradisional dalam mengembangkan kreativitas, rasa kebangsaan, dan pemahaman tentang akar budaya.
 
Semua faktor ini menciptakan tantangan nyata dalam upaya melestarikan dan membangkitkan minat siswa terhadap kesenian tradisional yang merupakan bagian penting dari identitas budaya kita.
 
Rendahnya minat siswa terhadap kesenian tradisional adalah tanda perubahan budaya yang patut diperhatikan. Era globalisasi dan teknologi telah menggeser perhatian generasi muda dari seni-seni tradisional yang kaya akan nilai budaya dan sejarah.
 
Siswa sering terpapar pada hiburan modern yang lebih cepat, instan, dan mudah diakses, seperti musik pop, film blockbuster, dan media sosial yang memengaruhi preferensi mereka.
 
Kurikulum pendidikan yang lebih menekankan mata pelajaran akademis pun sering mengabaikan peran penting seni tradisional dalam pengembangan kreativitas dan pemahaman budaya.
 
Perlu upaya nyata dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk membangkitkan minat siswa terhadap kesenian tradisional, yang seharusnya dianggap sebagai warisan berharga yang harus dilestarikan dan dihargai.
 
Dengan meningkatnya kesadaran akan nilai kesenian tradisional ini, kita dapat melestarikan warisan budaya yang kaya ini dan mewariskannya kepada generasi mendatang.
 
Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Ngaliyan 05, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Senin (25/09/2023), diketahui bahwa minat dan pengetahuan siswa kelas 4 SD terhadap kesenian tradisional, khususnya seni tari, sangat minim.
 
Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya karena sekolah dan tempat tinggal mereka yang berada di daerah kota sehingga kurang mengenal adanya kesenian tradisional.
 
Faktor lain berasal dari lingkungan keluarganya, yang mana siswa terbiasa dengan kehidupan yang modern sehingga minat dan pengetahuannya mengenai kesenian tradisional masih sangat kurang.
 
Terdapat juga faktor lain yang mempengaruhi minat belajar terhadap pembelajaran kesenian tradisional (seni tari) adalah faktor intern dan ekstern. Faktor intern berasal dari dalam diri siswa itu sendiri seperti kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor ekstern, faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. (*/imm)
 
 
Penulis: Fajar Ardina Manzilatul Rochmah, Mahasiswa PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang dan Dr Eka Titi Andaryani SPd MPd, Dosen PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang
 
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Ucapan HARI PAHLAWAN 2023 - Pemkab Blora
Berita Terkait

Videotorial

Masyarakat di Bojonegoro Rasakan Manfaat Pemasangan Lampu PJU

Masyarakat di Bojonegoro Rasakan Manfaat Pemasangan Lampu PJU

Pemerintah kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya (PKPCK) secara bertahap menambah jumlah lampu penerangan jalan ...

Opini

Tumbuhkan Kecintaan Terhadap Budaya Lokal Melalui Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar

Tumbuhkan Kecintaan Terhadap Budaya Lokal Melalui Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar

INDONESIA sebagai negara yang multikultural tentunya memilik beragam ras, suku, agama, dan budaya. Di mana pada setiap tempat memiliki ciri ...

Infotorial

Progres Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko Masuk Tahap Pembebasan Lahan

Bendung Gerak Karangnongko

Progres Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko Masuk Tahap Pembebasan Lahan

Bojonegoro - Progres pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendung Gerak Karangnongko yang terletak di Sungai Bengawan Solo, antara Desa Ngelo, ...

Feature

Menengok Potensi Budidaya Melon Menggunakan Greenhouse di Bojonegoro

Menengok Potensi Budidaya Melon Menggunakan Greenhouse di Bojonegoro

Bojonegoro Budidaya tanaman buah melon, khususnya jenis premium, masih cukup menjanjikan untuk dikembangkan, mengingat nilai ekonomisnya cukup tinggi. Buah dengan ...

Wisata

Menengok Wisata Petik Buah Semangka di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Blora

Menengok Wisata Petik Buah Semangka di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Blora

Blora Budi daya buah semangka di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, memasuki masa panen. Momen tersebut dikemas oleh pemerintah ...

1702263169.2785 at start, 1702263169.5313 at end, 0.25275921821594 sec elapsed