Menuju UNESCO Global Geopark
Komite Nasional Geopark Indonesia Verifikasi Sejumlah Geosite di Bojonegoro
Kamis, 13 November 2025 21:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI), laksanakan kunjungan atau verifikasi lapangan sejumlah geosite di Kabupaten Bojonegoro.
Verifikasi ini dilakukan sebagai bagian dari proses penilaian kelayakan Bojonegoro Geopark, untuk diajukan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp).
Tim Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) ini tidak melakukan penilaian, melainkan memverifikasi data dan fakta yang tercantum dalam dokumen pengajuan yang sebelumnya telah ditelaah oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Di hari pertama, Selasa pagi (11/11/2025), tim melakukan penyusunan dossier geopark atau dokumen pendukung yang berisi semua informasi tentang kawasan yang diusulkan menjadi UGGp.
Selanjutnya pada siang hari, tim melakukan verifikasi di situs Kedung Lantung, di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro. Dan pada malam hari, tim melakukan verifikasi di geosite Kayangan Api, di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.
Kemudian di hari kedua, Rabu (12/11/2025), tim kembali tim melakukan verifikasi di sejumlah geosite, mulai dari Biosite Agrowisata Belimbing di Desa Ngringirejo, Kecamatan Kalitidu; Fosil Purba di Museum 13 di Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu; Petroleum System Wonocolo, di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan dan Struktur Antiklin Kawengan, Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan; dan Cultural Site Wayang Thengul dan Tari Thengul di Museum Rajekwesi, Kota Bojonegoro.
Tim Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI), saat laksanakan kunjungan di Kayangan Api di Kecamatan Ngasem, Bojonegoro. Selasa (11/11/225) (Aset: imam/beritabojonegoro)
Koordinator Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI), Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana M.Sc Ph.D, selaku dewan pakar yang diberi mandat untuk memverifikasi proses pengajuan UNESCO Global Geopark di Indonesia mengungkapkan bahwa kehadirannya di Bojonegoro dalam rangka melihat persiapan Geosite Bojonegoro yang akan diajukan menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp).
“Jadi mudah-mudahan nanti berjalan lancar, dan kami kemarin sudah melihat secara dokumen. Alhamdulillah dokumennya sudah cukup baik, ya.” tutur Prof Mega Fatimah Rosana. Rabu (13/11/2025).
Hari ini kita berjalan-jalan untuk melihat kondisi beberapa geosite yang ada di kawasan Bojonegoro ini. Di mana Bojonegoro ini mengangkat tema “petroleum system paling dangkal”
Guru Besar Ilmu Geologi Eksplorasi Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Bandung tersebut mengungkapkan bahwa dalam UGGp kali ini, Bojonegoro mengangkat tema “petroleum system paling dangkal.”
Menurutnya, tema ini cukup menarik, karena di Indonesia sendiri belum punya geopark dengan tema seperti ini.
“Bahkan di UNESCO setahu saya juga belum ada. Jadi mudah-mudahan dengan diangkat tema ini kita punya chance cukup besar untuk masuk ke sana.” tutur Prof Mega Fatimah Rosana.
Namun, Prof Mega juga mengingatkan bahwa hal tersebut kemungkinan akan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi tim Geopark Bojonegoro.
Menurutnya, pada saat nanti evaluator dari UNESCO hadir ke Bojonegoro, mungkin di tahun depan, tim Geopark Bojonegoro harus bisa menunjukkan apa yang disebut “petroleum system terdangkal” itu seperti. Misalnya apa paket systemnya, mungkin bisa ditunjukkan kepada paa assesor itu dalam bentuk “maket diagramnya” atau pun nanti di lapangan harus bisa menunjukkan masing-masing bagian dari petroleum system itu.
“Tinggal nanti mungkin bagaimana teman-teman di sini mempersiapkan itu semua. Masih banyak waktu, saya kira. Mudah-mudahan semuanya bisa lancar. Dan kita bisa maju sekali, langsung lulus.” tutur Prof Mega.
Di akhir keterangannya, Prof Mega berpesan kepada tim Geopark Bojonegoro untuk terus berjuang memperbaiki kekurangan dan melibatkan masyarakat dalam pengajuan UNESCO Global Geopark (UGGp).
“Teman-teman di Bojonegoro, selamat berjuang. Selalu memperbaiki kekurangan. Masih ada persiapan, terutama teman-teman dari masyarakat, untuk terlibat sebagai bagian dari sebuah geopark yang akan maju ke UNESCO,” tutur Prof Mega Fatimah Rosana.
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bojonegoro, Achmad Gunawan Ferdiansyah SSTP, menjelaskan bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Nomor: 55.K/HK.02/MEM.G/2021 tentang Penetapan Kawasan Cagar Alam Geologi Kabupaten Bojonegoro, bahwa di Kabupaten Bojonegoro ada lima lokasi utama geopark, yaitu:
1. Petroleum System Wonocolo, di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan;
2. Struktur Antiklin Kawengan, di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan;
3. Kayangan Api, di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem;
4. Kedung Lantung, di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras;
5. Fosil Purba Gigi Hiu, di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang.
“Tema besar yang kita angkat adalah “Petroleum and Gas System”, sesuai karakteristik geologi Bojonegoro yang kaya akan sumber daya minyak dan gas bumi.” tutur Achmad Gunawan Ferdiansyah
Sekadar diketahui, saat ini, Geopark Bojonegoro bersama Geopark Sianok-Maninjau dan Silokek merupakan kandidat kuat dari Indonesia yang tengah disiapkan untuk diajukan ke UNESCO Global Geopark (UGGp). (red/imm)
Penulis: Tim Redaksi
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo